Mengapa diri ini selalu menyibukkan
diri dengan membicarakan a'ib orang lain, sedangkan ‘aib besar yang ada di depan
mata tidak diperhatikan. Akhirnya diri ini pun sibuk, membicarakan
‘aib saudaranya padahal ia tidak suka dibicarakan. Jika dibanding-bandingkan
diri kita dan orang yang kita gibah, boleh jadi dia lebih mulia di sisi Allah.
Demikianlah hati ini seringkali tersibukkan dengan hal yang sia-sia. °ºSemut di
seberang lautan seakan nampak, namun gajah di depan mata seakan-akan tak
nampakºº, ertinya aib yang ada di diri kita sendiri jarang kita perhatikan.
Dari Abu Hurairah· radhiallahu
‘anhu·, ia berkata,
يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه،
وينسى الجذل- أو الجذع - في عين نفسه
"·Salah seorang dari kalian
dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar
yang ada di matanya·." [Semut di seberang lautan nampak, gajah di
depan mata tak nampak, ].( HR. Bukhari)
Yang seharusnya kita fikirkan adalah ‘aib kita sendiri yang begitu
banyak. Tidak perlu kita bersibuk-sibukkan diri memikirkan ‘aib orang lain, atau bahkan
menceritakan ‘aib saudara kita di hadapan orang lain. ‘Aib kita, kitalah yang
lebih tahu. Adapun ‘aib orang lain, sungguh kita tidak mengetahui selok beloknya
hati mereka.∙∙
Jika kita memperhatikan
nasihat-nasihat di atas, maka sungguh kita pasti tidak akan ingin mengghibah
orang lain karena ‘aib kita sendiri terlalu banyak. Itulah yang kita tahu.
Menceritakan a'ib orang lain tanpa
ada hajat sama sekali, inilah yang disebut dengan ∙·ghibah·∙.kerana
ghibah ertinya membicarakan ‘aib orang lain sedangkan dia tidak ada pada waktu
pembicaraan ‘Aib yang dibicarakan tersebut, yang mana dia tidak suka diketahui oleh orang lain... renung-renungkan........ :).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan