Photobucket

salam ukhwah kepada semua,salam perkenalan dan salam persahabata...

Bismillahirahmaanirrahiim

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillahi Rabbil A’laamiin,Pertama Sekali Kita Panjatkan Puji Kesyukuran Kita Kepada Allah Swt, Yang Telah Melimpahkan Rahmat Dan Hidayahnya Kepada Kita,Sehinggalah Kita Dapat Mengetahui Haq Dan Bathil,Halal Dan Haram. Juga Pada Saat Ini Kita Masih Lagi Diberikan Kesempatan Untuk Hidup Dimuka Bumi Ini.

Keduanya , Selawat Dan Salam Kita Curahkan Kepada Junjungan Besar Nabi Mhammad Saw, Juga Segenap Kepada Ahli Keluarganya,Para Sahabat-Sahabatnya , Para Tabi’in Tabi’ahum Waman Tabi’ahum Bi Ihsanin Ila Yaumiddin,Para A’lim Ulama’ , Al,Ulama’ Warosatul Anbiya’, Dan Juga Kepada Semua Pejuang Agama Yang Telah Memperjuangkan Agama Allah Ini ,Sehinggalah Sampai Kepada Kita, Yang Masih Lagi Mendapat Cebisan-Cebisan Agama Ini. Atas Semua Amal Soleh Mereka,Niat Baik Mereka , Perjuangan Mereka, Kita Syukuri Dan Kita Doakan Semoga Allah Membalas Jasa Baik Mereka Dengan Balasan Yang Lebih Baik. Aamiin..

Isnin, 25 Julai 2011

ADA APA DENGAN SEDEKAH???

Segala puji hanyalah milik AllAh yang telah mendorong hamba-hamba-Nya agar berderma dan berinfak. Yang telah menjamin bagi mereka segala keperluanan mereka berupa harta dan rezeki.

Shelawat dan salam semoga terlimpah kepada hamba yang dermawan dan kebaikannya terpancar ke segala penjuru alam, demikian pula atas keluarga, shahabat dan orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari pertemuan kelak.

Saudaraku seislam, seiman, dunia akhirat, telah shahih dari Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam bahawa beliau bersabda:

لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ: عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَ أَفْنَاهُ، وَعَنْ

شَبَابِهِ فِيْمَ أَبْلاَهُ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَ أَنْفَقَهُ؟ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَ عَلِمَ

“Tidak akan bergeser tapak kaki seorang bani Adam pada hari kiamat nanti hingga ditanya tentang lima perkara: Tentang umurnya untuk apa ia habiskan. Tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan. Tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia belanjakan. Dan tentang apa yang telah ia amalkan dari ilmunya.” (HR. At-Tirmidzi).

Sudahkah kita menghisab diri kita -wahai saudaraku seislam- tentang harta kita? Darimanakah kita memperolehnya? Kemanakah telah kita belanjakan? Apakah kita memperolehnya dengan cara yang halal dan kita belanjakan pada perkara yang halal pula? Ataukah kita memperolehnya dengan cara yang haram dan kita belanjakan kepada perkara yang haram?

Ketahuilah wahai saudaraku seislam, sesungguhnya harta boleh menjadi penyebab yang menghantarkan kita ke syurga dan boleh juga menjadi penyebab yang menghantarkan diri kita ke neraka. Barangsiapa menggunakan hartanya untuk mentaati Allah dan membelanjakannya kepada jalan-jalan kebaikan maka harta itu akan menjadi penyebab yang menghantarkan kita kepada redha Allah dan kemenangan berupa syurga.

Dan barangsiapa menggunakan hartanya untuk menderhakai Allah, membelanjakannya untuk mengejar  nafsu syahwat yang diharamkan dan melalaikannya dari ketaatan kepada Allah, maka harta itu menjadi sebab turunnya kemarahan Allah atasnya dan ia berhak mendapat seksa yang pedih.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) seksa yang pedih,” (QS. At-Taubah: 34).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman bahwa siapa saja yang menginfakkan hartanya untuk menghalangi manusia dari jalan Allah, nescaya dia akan mendapat kehinaan dan penyesalan pada hari Kiamat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan.” (QS. Al-Anfal: 36)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menjelaskan tentang golongan pertama, yaitu orang-orang yang menggunakan hartanya untuk mentaati Alloh dan membelanjakannya untuk perkara-perkara yang diridhai-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari kurnia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)

Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam yang sedang berlindung di bawah naungan Ka’bah. Beliau bersabda, ‘Merekalah orang-orang yang paling rugi, demi Rabb Pemilik Ka’bah’. Beliau mengucapkannya tiga kali. Abu Dzar berkata, “Akupun menjadi sedih, aku menarik nafas lalu berkata, ‘Ini merupakan peristiwa yang buruk pada diriku. Aku bertanya, Siapakah mereka? Ayah dan ibuku menjadi tebusannya?’” Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab:

الأَكْثَرُوْنَ أَمْوَالاً، إِلاَّ مَنْ قَالَ فِي عِبَادِ اللهِ هَكَذَا وَهَكَذَا وَقَلِيْلٌ مَا هُمْ مَا مِنْ رَجُلٍ يَمُوْتُ

فَيَتْرُكُ غَنَمًا اَوْ إِبِلاً أَوْ بَقَرًا لاَ يُؤَدِّي زَكَاتَهَا إِلاَّ جَاءَتْهُ يَوْمَ القِيَامَةِ أَعْظَمُ مَا تَكُوْنُ وَأَسْمَنُ

حَتَّى تَطَأَهُ بِأَظْلاَفِهَا، وَتَنْطِحُهُ بِقُرُوْنِهَا، حَتَّى يَقْضِيَ اللهُ بَيْنَ النَّاسِ ثُمَّ تَعُوْدُ أُوْلاَهَا عَلىَ

أُخْرَاهَا

“Orang-orang yang banyak hartanya! Kecuali yang menyedekahkannya kepada hamba-hamba Allah begini dan begini. Namun sangat sedikit mereka itu. Tidaklah seorang lelaki mati lalu ia meninggalkan kambing atau unta atau sapi yang tidak ia keluarkan zakatnya melainkan haiwan-haiwan itu akan datang kepadanya pada hari kiamat dalam bentuk yang sangat besar dan sangat gemuk lalu menginjaknya dengan kukunya dan menanduknya dengan tanduknya. Hingga Allah memutuskan perkara di antara manusia. Kemudian haiwan yang paling depan menginjaknya kembali begitu haiwan yang paling belakang berlalu, begitulah seterusnya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:

مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلاَ فِضَّةٍ لاَ يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلاَّ إِذَا كَانَ يَوْمَ القِيَامَةِ صُفِحَتْ لَهُ صَفَائِحُ

مِنْ نَارٍ، فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ، فَيُكْوَى بِهَا جَبْهَتُهُ وَجَنْبُهُ وَظَهْرُهُ، كُلَّمَا بَرُدَتْ أُعِيْدَتْ

إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَان مِقْدَارُهُ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، فَيَرَى سَبِيْلَهُ إِمَّا إِلَى الجَنَّةِ، وَإِمَّا إِلَى النَّارِ

“Siapa sahaja yang memiliki emas atau perak tapi tidak mengeluarkan zakatnya melainkan pada hari kiamat nanti akan disepuh untuknya lempengan dari api neraka, lalu dipanaskan dalam api neraka Jahannam, lalu disetrika dahi, rusuk dan punggungnya dengan lempengan tersebut. Setiap kali sejuk akan disepuh lagi dan disetrikakan kembali kepadanya pada hari yang ukurannya sama dengan lima puluh ribu tahun. Kemudian ia melihat tempat kembalinya apakah ke syurga atau ke neraka.” (HR. Muslim).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ، مُثِّلَ لَهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ لَهُ زَبِيْبَتَانِ، يَطُوْقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ، يَأْخُذُ

بِلَهْزَمَتَيْهِ – يَعْنِي شَدْقَيْهِ – يَقُوْلُ: أَنَا مَالُكَ.. أَنَا كَنْزُكَ

“Siapa saja yang Allah beri harta kepadanya tapi ia tidak mengeluarkan zakatnya , maka akan dijelmakan kepadanya ular berkepala botak yang memiliki dua taring, lalu ular itu melilitnya pada hari kiamat, lalu ular itu menggigitnya dengan kedua rahangnya lalu berkata: Akulah hartamu! Akulah harta simpananmu!” (HR. Al-Bukhari).

Kita sekarang dalam kehidupan yang bahagia dan kenikmatan yang besar yang tidak terhitung dan terhingga. Jika kita tidak menginfakkannya sekarang dan melapangkan hati untuk berinfak ,kesempatan  kita masih dalam keadaan yang baik ini -walhamdulillah- maka bila lagi kita akan berinfak?

Apakah  mahu berinfak sesudah kita jatuh fakir?! Atau sesudah kematian datang menjemput kita?! Marilah kita berinfak fi sabilillah wahai saudaraku yang mulia! Janganlah ragu dan jauhilah waswas syaitan!

“Syaitan berjanji akan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan kurnia. Dan Allah Maha Luas (kurniaanNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh: 268)

Berinfaklah, sekali-kali janganlah menyesal karena telah berinfak, dengan izin Allah, boleh jadi satu ringgit akan memanggil pada hari Kiamat, “Akulah sedekahmu hai Fulan!”

Seorang mukmin berada di bawah naungan sedekahnya pada hari yang agung itu! Hari yang tiada naungan kecuali naungan ‘Arsy dan naungan sedekah.

Jika hawa nafsu berusaha menggoda supaya tidak berinfak maka cuba lihat ketika kita membeli makanan dan minuman, pakaian dan permainan anak-anak, bahkan ketika membeli quran dan majalah?

Berapa banyak duit yang telah kita keluarkan untuk nafsu kita?

Bahkan berapa banyak duit yang telah kita belanjakan untuk membeli keperluan materi?

Dan berapa banyak sudah harta yang kita infakkan fi sabilillah untuk menolong agama dan untuk membantu saudara-saudara iman kita yang memerlukan bantuan??!! mari kita tambah lagi....:)) Yakin Allah pasti menggantikan dengan yang lebih barakah baik di dunia mahupun di akhirat nanti..insya Allah.... ... :))

Tiada ulasan:

Catat Ulasan